Sangat di luar dugaan, sekonyong-konyong rombongan Kapten Tack disergap gerombolan orang Bali di Bawah pimpinan Surapati, tak jauh dari istana Kartasura. Barangkali, sebagai komisaris luar biasa VOC, Kapten Tack mengira akan mendapat sambutan istimewa dari dari Amangkurat II, sang anak emas VOC. Nyatanya, dia harus menghadapi sejumlah orang Bali berpakaian putih-putih yang selalu dikenakan manakala bersiap-siap melaksanakan perang puputan. Dan Kapten Tack sendiri, dalam insiden berdarah itu, tewas secara mengerikan.
Melalui penelitian kepustakaan yang luas dan cermat, H.J. de Graaf menempatkan peristiwa tewasnya Kapten Tack dalam kaitannya dengan aspek sosial, ekonomi, bahkan perilaku politik para pemimpin Mataram.
Semula buku ini berasal dari disertasai De Hraaf, “De Moord op Kapitein Francois Tack, 8 Februari 1686”, yang dipertahankannya di Universitas Leiden tahun 1935. Di dalamnya ia menjawab cukup banyak pertanyaan sekitar terbunuhnya Kapten Tack. Tidak berlebihan jika M.C. Ricklefs menyebut karya De Graaf ini “… merupakan salah satu tonggak dalam sejarah Jawa.”
-
Penerbit:
MataBangsa
-
Tahun terbit:
2025